Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Infeksi Luka Setelah Dijahit Di Instalasi Gawat Darurat
Abstract
Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan kulit normal. Penanganan luka robek akibat trauma salah satunya dengan penjahitan, yang berisiko menjadi infeksi karena berbagai faktor. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi luka setelah dijahit di IGD RSUD Kaimana. Metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskripsi korelasional dan desain cross-sectional, dilaksanakan pada Bulan Desember 2019-Januari 2020. Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan obervasi luka 2 hari post penjahitan. Sampel adalah pasien yang mengalami luka robek baru, berusia ≥ 17 tahun, sebanyak 74 responden, diambil secara total sampling. Hasil analisis univariat: mayoritas luka jahit tidak infeksi 64,9%; pengetahuan baik 93,2%; sikap buruk 52,7%; perilaku buruk 55,4% tentang infeksi luka. Analisis bivariat chi square secara statistik menunjukkan ada hubungan bermakna lokasi luka (p=0,006), riwayat penyakit (p=0,034); (p<0,05) dan tidak ada hubungan usia (p=0,071), lama luka (p=0,156), ukuran luka (p=0,644), pengetahuan (p=0,319), sikap (p=0,732), perilaku (p=0,435);(p>0,05) dengan kejadian infeksi luka setelah dijahit. Kesimpulan: lokasi luka, riwayat penyakit berhubungan dengan kejadian infeksi luka setelah dijahit. Saran: perawatan luka sesuai SOP, monitoring pasien luka di rumah sakit untuk mengurangi angka kejadian infeksi luka setelah dijahit, edukasi perawatan luka di rumah terutama luka pada lokasi yang mudah kotor.
Copyright (c) 2021 Carolus Journal of Nursing

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

